Aji Yulianto
Merajut adalah salah satu bentuk seni keterampilan yang berhubungan dengan benang. Di Indonesia, seni merajut disebarkan oleh kolonis Belanda kepada warga pribumi. Pada asal mulanya, seni merajut dilakukan oleh kaum pria dijazirah Arab untuk membuat permadani yang diperdagangkan. Namun seiring perkembangannya merajut juga dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Pada masa sekarang, tidak hanya ibu-ibu dan nenek-nenek saja yang merajut, banyak juga kaum remaja yang merajut, bahkan saat ini sudah bisa dikatakan bahwa merajut menjadi mode. Pola-pola rajutan sudah berkembang dengan pesat dan sangat mengesankan. Apalagi pola-pola Ondori dari Jepang, they're so cute.....

Ada kejadian lucu yang aku alami karena merajut, karena hobiku yang satu ini maka tidak jarang teman-teman mengolokku dengan mengatakan aku kayak nenek-nenek karena merajut. Tentu saja aku cuma tertawa, karena mereka salah besar. Seni merajut bagiku adalah seni yang sangat luar biasa, karena dibutuhkan ketekunan dan kesabaran untuk bisa menghasilkan karya yang fabulous. Hasil rajutan bukanlah hasil instan yang bisa langsung dinikmati, dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk menghasilkan satu karya, tentu saja ini juga berhubungan dengan tingkat kesulitan dari karya itu sendiri. Makanya tidak heran jika kebanyakan hasil karya rajutan tangan dihargai lebih mahal dari hasil karya rajutan pabrikan. Its not about the money but its all about art and uniqueness.

Secara umum seni rajut itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu merajut dengan satu jarum (Indonesia= merenda, Inggris= crochet, Belanda= hakken) dan merajut dengan dua jarum (Indonesia=merajut, Inggris= knitting, Belanda= breien). Seni rajut yang aku kuasai sekian lama adalah merenda atau krosye, dan saat ini sudah mulai belajar merajut atau knitting sedikit-sedikit.

Sebagai seorang crocheter yang sudah lumayan lama (sejak kelas 3 SD) sedikit banyak aku mulai bisa menemukan filosofi -kalau bisa dikatakan begitu- dari merajut. Hal-hal yang semakin kesini semakin aku nikmati. Hal-Hal itu antara lain:

#1. Bisa Menumbuhkan Bakat
Kenapa bisa aku katakan merajut dapat menumbuhkan bakat?Satu hal yang pasti, jika kita tidak kenal dengan sesuatu maka kecil kemungkinan kita akan menyukai sesuatu tersebut. Namun dengan mengenal merajut maka sedikit banyak pasti akan muncul keinginan untuk mempelajarinya, dari sinilah akan tumbuh bakat yang pada awalnya kita pikir kita tidak memilikinya.

Dulu aku merasa tertarik waktu melihat tante merajut, waktu tau klo my mum made me some booties, thats incredible..How come segulung benang biasa bisa jadi sepatu bayi mungil yang indah, benar-benar sebuah karya seni -menurutku begitu, ga tau menurut yang lain bagaimana-. Pada awalnya aku pikir aku ga mungkin bisa melakukan hal ini, aku ga punya bakat, tapi tanteku dengan sabar mengajari aku merajut, waktu itu aku masih kelas 3 SD, projek pertama yang aku rajut adalah pita rambut kecil warna putih, yang hanya menghabiskan 1 gulung kecil benang wool saja. Harga benang wool gulungan kecil waktu itu Rp100, sekarang dah berapa yah???hehehhehe...

Banyak orang bilang klo bakat adalah bawaan, tapi aku juga percaya klo bakat bisa dipelajari dan ditumbuhkan seiring dengan berjalannya waktu. So the #1 filosofi of merajut adalah menumbuhkan bakat



2. Menumbuhkan Keinginan untuk Belajar.
Salah satu hikmah lainnya yang dapat aku ambil dari seni merajut adalah munculnya keinginan untuk belajar. Sebagai seorang crocheter tentu saja hal ini sangat penting, karena semakin hari seni merajut ini semakin berkembang, maka harus diimbangi dengan adanya kemauan untuk terus belajar, baik dari segi motif tusukan, teknik, kecepatan (untuk hal ini keknya masih belum berlaku buat aku, coz masih lemot.com...hihihi..) atau hal lain yang mendukung.

Ada satu keinginanku yang sudah mulai aku rintis dari sekarang, mengembangkan merajut bukan hanya sebagai hobi, tapi juga bisa memberikan penghidupan bagiku. Suatu saat nanti aku ingin punya sebuah gerai yang memajang semua hasil karyaku, orang-orang yang datang bisa memesan produk sesuai dengan yang mereka inginkan, dan tentu saja, produk yang mereka pesan hanya mereka yang memiliki ( made by order only). Betapa menyenangkannya membayangkan aku bisa tetap merajut sambil menyaksikan anak-anak ku tumbuh dan berkembang hingga dewasa. Mungkin aku juga mengharapkan kalau salah satu dari mereka ada yang mewarisi kecintaanku pada seni merajut ini, how wonderful the life will be..

Terlepas dari apapun itu, keinginan untuk belajar bukan hanya bisa datang dari seni merajut saja. Banyak hal dalam hidup ini yang bisa menumbuhkan keinginan kita untuk terus belajar. Hanya saja dalam hidupku hal tersebut bisa aku temukan salah satunya dari seni merajut ini. Karena itu, bagiku the #2 filosofi dalam merajut adalah Menumbuhkan Keinginan untuk Belajar.


*source : Christine Wijaya
1 Response
  1. christine Says:

    HIhihihihi...kok jadi aneh ya baca tulisan sendiri di halaman orang.....hehehhehe...