Aji Yulianto
"Hati boleh panas, tapi kepala tetap dingin"

Ungkapan di atas sering kita dengar bukan.? Tapi apakah kita benar-benar bisa menjalankannya.^-^
Terkadang jika hati mulai emosi, yang ada kita tak bisa menahan amarah kita. Tanpa berpikir panjang akibatnya jika kita marah-marah.

Hmm.. Untuk kita yang sedang menjalankan puasa, terkadang ada saja cobaan bukan. Memang semua ini adalah ujian bagi Kita Umat Muhammad.
Rasa lapar dan dahaga mungkin kita bisa kuat menahannya, tapi apakah kita bisa menahan amara/nafsu kita di saat puasa.?

Bagaimana agar kita bisa menahan amarah kita.?
Memang berat rasanya jika menahan amarah, tapi jika kita luapkan amarah dengan cara yang salah mungkin akan berakibat buruk pada diri sendiri, atau bahkan orang lain. Menjadi oarang yang sabar apakah yang kita inginkan.? Menjadi sabar, hati kita tenang, pikiran jernih, pasti kita semua ingin menjadi orang yang sabar.
Menjadi orang yang baik/sabar, pasti selalu saja ada yang nakal . Jika kita memang merasa kita tak pernah berbuat salah kepada orang lain, namun orang lain bertingkah tak mengahargai kita, kenapa orang lain seperti itu.?
Hal pertama yang kita lakukan adalah introspeksi diri, benarkah kita sudah sepenuhnya bersikap baik terhadap orang lain.? Karena hukum manusia adalah sebab akibat.

Jika menjadi penyabar adalah yang kita inginkan, kita tak seharusnya bukan bersikap emosi ketika ada sesuatu yang mengganjal di hati kita karena orang lain.
Apa yang harus kita lakukan adalah menyatukan hati dan pikiran kita. Itu hanya teori atau hanya sebuah kalimat yang memang berat jika kita coba mempraktekannya.
Lalu bagaimana agar kita bisa sabar, menyatukan hati dan pikiran.?

Contoh :
Hati ( qalbu ), Pikiran ( akal ).
Seseorang dengan sengaja menghina/menjelekkan kita.
Hati berkata : "kurang ajar ini orang, gue tonjok aja dah terus kabur"
Akal berkata : "hmm, kalau seperti ini caranya tidak akan menyelesaikan masalah"
Hati berkata : "tapi orang ini sudah keterlaluan, mesti dengan kekerasan kayaknya"
Akal berkata : "bukankah hal ini akan menimbulkan dendam terhadap diri kita di kemudian hari, lebih baik kita sedikit beri nasihat kepadanya, atau kita tinggalkan saja agar tak menjadi mesalah yang panjang"
Hanyalah gambaran kecil ketika kita diuji untuk menjadi sabar. Yah memang berat, tetapi kunci utama untuk menjadi sabar adalah kembalikan ingatan kita kepada Sang Khaliq ( Pencipta ), ucapkan Istighfar ( Astagh firullahal`adzim ).
Bahwasannya hidup kita ini hanyalah sementara, tak ada yang kekal. Bahwasannya Allah mengetahui segala apa yang kita perbuat, baik dan buruk kelakuan kita akan menjadi tanggungan kita ketika hari perhitungan nanti ( Khisab )

Insya Allah, dengan menerima segalanya dengan lapang, dengan ikhlas dan sabar derajat kita akan mulia di sisi Allah. Percyalah Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan umat-Nya. Dan segala sesuatu-Nya merupaka rencana yang baik untuk kita semua.

Semoga di bulan ramadhan ini, ibadah kita senantiasa diterima di sisi-Nya. Amien.!!
Selamat menunaikan ibadah puasa temans.!!



0 Responses