Aji Yulianto
Copas dari milis Mari Merajut

Dear rajuters,

tulisan saya kali ini terpicu oleh beberapa orang (di Facebook) yang saya temukan menjual "e-book" craft illegal, termasuk buku-buku knitting dan crocheting. Padahal saya yakin yang bersangkutan (si penjual) pun mendapatkan "e-book" (saya beri tanda kutip karena ini sebetulnya hanya hasil scan dari buku-buku aslinya) itu hasil download dari file-file yang di-share secara GRATIS di internet. Bukan karena ybs punya buku-bukunya, lalu discan sendiri. Yang bersangkutan memanfaatkan ketidaktahuan calon customernya akan adanya file-file gratis tersebut, dan mengambil keuntungan dari situ.

Itu satu kasus.

Kasus lainnya saya dengar dari beberapa teman, ada yang meminjam buku-bukunya (yang dibeli dengan uang hasil keringat sendiri), lalu buku tersebut discan dan/atau difotokopi, kadang sampai bukunya rusak, lalu hasil scan dan/atau fotokopi itu dijual. Ini sudahpun tidak menghargai yang punya buku (teman sendiri yang bukunya dipinjam), ybs menjual barang ilegal pula.

Saya paham, bahwa mahalnya harga buku pola impor mendorong terjadinya hal-hal seperti ini. Tapi hal itu tidak bisa jadi pembenaran perbuatan seperti ini.

Setahu saya penggandaan sebagian dari buku diperbolehkan untuk personal use. Tidak untuk digandakan secara berlipat-lipat lalu dijual.

Jadi saya menghimbau, seandainya di milis ini ada yang menjual 'e-book' ilegal dan fotokopian, tolong dihentikan. Kalau barangnya didapat secara gratis, berikan saja secara gratis juga, jangan dibisniskan. Mari kita hargai kerja keras penulis buku, perancang pola, dan penerbit yang sudah keluar biaya untuk memproduksinya. Dengan adanya file-file scan gratisan yang seliweran di internet aja mereka udah rugi besar, janganlah ditambah-tambah dengan mengambil keuntungan di atas penderitaan mereka. Please keep them in mind.

Kalau ada yang ingin sharing link file-file tersebut di sini, tolong dilakukan di jalur pribadi, sebisa mungkin jangan lewat milis. Dengan cara ini paling tidak filenya hanya menyebar ke satu-dua orang, tidak ribuan orang.

Terimakasih

salam,
dydy
-admin milis MM-
Labels: 0 comments | edit post
Aji Yulianto
Special thanks to mbak Efa Faradisa yang udah share pola scarf ini di milis.

Dua minggu yang lalu aku mendapat pesanan dari teman lamaku untuk dibuatkan scarf denagn warna natural.
Aku buatkan dengan benang Poppy yang aku beli di Micky Mocko, benangnya unik (berbulu) tapi gak bikin gatal dan sumuk.
size: length 120 cm and width 13 cm..

Awalnya aku buatkan 2 sacrf, 1 warna putih dan 1 warna abu-abu, supaya nanti temanku tinggal memilih mana yang mau diambil. Setelah diperlihatkan, temanku ternyata meminta untuk dibuatkan 1 scarf lagi yang warna natural, biar kembar katanya.

Natural Scarf

Alhamdulillah semua selesai dalam 1 minggu. And packiiiiing..:D

2 Natural Scarf is ready to send..

Jadi sekarang tersisa 1 scarf abu-abu, kalo teman-teman berminat untuk membeli silahkan. Scarf ini aku banderol dengan harga Rp 60.000

Gray Scarf


Gambar berikut adalah pola scarf..

Click image to larger..

Untuk scarf abu-abu sendiri sedikit berbeda dengan yang natural. Aku sedikit improve dari pola aslinya, bedanya adalah aku menggunakan 20 chain sebagai dasar, yang nantinya hanya ada 1 V stitch di bagian tengah. Dan ditambah dengan shell stitch (2dc, 1ch, 2dc) di sekelililng scarf.

Mau mencoba.?? Mariiiii....
Aji Yulianto
Tulisan ini aku dapatkan dari Milis Mari Merajut, sebenernya udah lama. Tapi iseng aku share di sini sebagai bahan renungan.

"Cukup Itu Berapa.??"

Sebuah renungan :

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya.

Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.

Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.


Tak perlu takut berkata cukup.Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"

Aku tak suka bibirku..kurang seksi. Aku ingin seperti Angelina Jolie.




Di saat yang sama seseorang berharap..............

Tuhan, berikanlah aku bibir yang normal...



Aku ingin mataku berwarna biru..Akan lebih cantik bila aku punya mata berwarna biru..



Di saat yang sama seseorang berharap............
Tuhan, kenapa kau tidak berikan aku sepasang mata untuk melihat...



Aku oleskan pewarna dan kurawat jari-jariku agar selalu tampil cantik





Di saat yang sama seseorang bersyukur...
Tuhan, kau hanya berikan aku 4 jari, namun aku mensyukurinya.



Aku akan ke salon, creambath dan hairspa agar rambutku tampil cantik



Di saat yang sama seseorang menangis..
Tuhan, kenapa aku diberikan kepala dengan ukuran yang berbeda...

Kalau seperti ini, rambut seperti apapun akan terlihat aneh...




Di saat yang sama seseorang bersyukur...
Tuhan, kau tak memberikan aku tangan dan kaki..namun aku bahagia aku masih bisa berkarya...





Sesungguhnya tubuh kita adalah hal yang berharga
Tak peduli apapun warnanya, apapun ukurannya, apapun bentuknya...
Syukurilah itu sahabat...

Karena di luar sana masih banyak yang mengharapkan mendapat fisik yang lengkap...
Kau lah ciptaan Tuhan yang terbaik...

Kau yang tampan
Kau yang cantik
Syukurilah itu..walaupun itu hanya sementara...

Sahabat dengarlah... jutaan orang di luar sana ...
Berharap bisa melihat...
Berharap bisa mendengar...
dan berharap bisa berbicara... .
Seperti kita....

Kau tak pernah mengerti..
Dan tak kan pernah mengerti...
Sadarlah sahabat...
Bahwa sesungguhnya kau tidak kekurangan.. ..

Semoga bermanfaat.
Aji Yulianto
Bismillahirrahmanirrahiim..

Hmm.. Lama sekali ini blog gak update, sebenernya yang punya blog gak sibuk-sibuk banget. Hanya lagi agak malas, gyahaha.

Bagaimana dengan Yubiami.??

Haha, ternyata lumayan susah nyambungnya, mungkin karena kurang rapi tarikannya gak rata.
Jadi bingung mau dibikin apa, bolak balik bongkar akhirnya sekarang dibiarin aja dulu deh. Gak mood abissss..

What about square.??

Haha, project square kawung buat Batik Rajut pemecahan rekor MURI ini juga lumayan memakan waktu, karena banyaknya kesalahan.
Awalnya udah lengkap semuanya, square putih 74 buah dan coklat 64 buah. Dua benang terpakai semua buat square dan jumlahnya melebihi satu motif, eh ternyatatata...
Pola square yang aku bikin ini gak sesuai dengan yang diharuskan buat FRI, heuheeeu.
Kirain dulu pola square mana aja boleh, dah gitu sqaurenya rada "circle", jelek banget deh. Aku dibilangin sama tante Yetty, suruh dibongkar aja bikin yang bener.
Ho oh deh, akhirnya aku bongkar coba bikin yang sesuai pola.

Setelah semua selesai dibongkar dan dibikin lagi yang bener.
Eh ternyatatata, giliran ukuran squarenya yang gak memenuhi syarat. Huaaaaah.!!
Square hasil pretelan ini cuma berukuran 3.5 cm, yang seharusnya 4 cm. Hmm, kali ini sayang deh kalo mesti dibongkar lagi. Akhrinya aku beli lagi benang buat square warna putih (98) dan coklt (31) masing 1 gulung seperti biasa di Micky Mocko.

Alhamdulillah semua lengkap lagi untuk 1 motif kawung. Selanjutnya tinggal nyambungin squares dengan Mattress Stitch.
Eh ampun eh ampun, ternyatatata lagi. Salah cara nyambungnya, harusnya ditarik satu benang aja tapi aku tarik dua-duanya. Pusssiiiing....@_@
So, dibongkar lagi coy yang udah disambung. Disambung lagi dengan benar, berarti aku belum paham tuh Mattress Stitch.

InsyaAllah kalau semuanya dikerjakan dengan sabar nanti hasilnya baik. :)
Alhamdulillah sekarang baru sampai seperempat motif nih kawungnya.


Ayook tinggal sedikit lah, ngebut ah.!! Soalnya masih pengen bikin yang lain-lain juga, ada beberapa projek bayangan, haha. Eh tapi ada pepatah menagatakan, "NGEBUT.. BENJUT.!!"
Gyahaha, jadi santai aja deh jangan terlalu dipaksakan, sekarang aja lagi agak batuk. :uhuk:

Projek impian itu salah satunya adalah yang berhubungan dengan tema FRI kali ini yakni Go Green.!! Setelah melihat tulisan mbak Thata di Dinamic Crochet>> Cutie Flower Bottle, aku jadi pengen bikin kaya gitu. Memanfaatkan botol2 bekas, mengingat di tempat kerjaku banyak sekali botol bekas minuman kaleng.

Mari teman2 yang lain yang lagi bikin square, tetep semangat ya.!! Lanjudgan.!!

Hoho, i`ll keep survive because i have so many friends that always gives support to me.!!
KEEP ON FIRE.!!



Aji Yulianto
Selasa, 30/03/2010 18:22 WIB

Sosok perempuan mengenakan baju abaya hitam lengkap dengan cadarnya menjadi pusat perhatian para pengunjung mall Itäkeskus di kota Helsinki, kota terbesar di negara Finlandia. Tak seorang pun tahu bahwa sosok dibalik niqab itu bukan seorang perempuan Muslim betulan tapi seorang wartawati, non-Muslim, dari surat kabar Helsingin Sanomat, salah satu surat kabar terbesar di kawasan Skandinavia.

Nama wartawati itu Katja Kuokkanen. Ia sengaja menyamar menjadi menjadi perempuan Muslim karena ingin merasakan sendiri bagaimana rasanya mengenakan busana muslim lengkap dengan cadarnya di tengah masyarakat Finlandia yang masih asing dengan agama Islam, bagaimana rasanya ditatap dengan pandangan aneh dan takut dari orang-orang disekitarnya. Kuokkanen menuliskan pengalaman dan perasaannya saat dan setelah mengenakan niqab. Inilah yang ditulisnya ...

Niqab dari bahan sifon berwarna hitam kadang melorot dan menutupi kedua mata saya. Suatu ketika saya tersandung dan membentur bahu seorang laki-laki di sebuah toko barang-barang etnik. Laki-laki itu membuat gerakan tangan meminta maaf, tapi dengan sikap tak acuh seperti yang biasa terjadi.

Lalu lelaki itu menengok ke arah saya dan menyadari bahwa saya seorang perempuan yang mengenakan abaya dan cadar, pakaian khas perempuan Muslim. Tiba-tiba laki-laki itu dengan sedikit membungkuk mengulangi lagi permohonan maafnya. Saya mengira dia orang Arab dari dialegnya saat meminta maaf. Saat itu saya merasakah hal yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya karena diperlakukan dengan begitu hormat oleh orang lain.


Dari toko etnis, saya menuju stasiun metro. Ketika saya naik ke sebuah metro berwarna oranye. Saya menerima reaksi yang tak terduga. Seorang lelaki mabuk berteriak kepada tiga temannya di dalam metro yang padat penumpang.

"Hei, lihat itu ada salah satu pemandangan neraka !" teriak lelaki mabuk tadi.

Mendengar teriakan itu, penumpang lain serta merta memalingkan pandangannya, tidak mau melihat ke arah wajah saya yang bercadar. Tapi tiba-tiba seorang perempuan menegur saya, "Barang Anda jatuh," kata seorang perempuan setengah baya sambil menyerahkan jepit rambut saya yang terjatuh di bangku sebelah.

Saya tidak bisa mengucapkan terima kasih pada perempuan itu, karena kalau saya mengatakan sesuatu, kemungkinan penyamaran saya akan terbongkar.

Lalu, ketika seorang gadis asal Somalia yang bekerja sebagai penjaga toko, membantu saya membetulkan cadar, ia berkata bahwa jarang sekali perempuan Muslim di Helsinki yang mengenakan busana seperti yang saya kenakan. Gadis Somalia itu juga bilang bahwa ia sebisa mungkin menghindari busana warna hitam. Ia menganggap warna hitam sebagai warna yang dramatis dan mengundang pandangan banyak orang.

"Kerudung warna-warni yang cerah lebih bagus," kata gadis itu seraya mengatakan bahwa kaum perempuan Muslim di Finlandia bebas menentukan sendiri untuk menutup bagian mukanya.

Dan di mall Itäkeskus, saya melihat banyak orang yang memandangi saya dengan tatapan aneh bahkan takut. Seorang lelaki muda hampir saja menumpahkan minuman kaleng yang dipegangnya saat melihat saya dengan raut muka panik.

Saya sendiri mulai membiasakan diri mengenakan abaya dan cadar. Saya mulai merasakan pakaian ini sangat nyaman dan hangat, meski saya agak kesulitan untuk melihat sesuatu dengan jelas karena cadar yang saya kenakan.

Kemudian saya memutuskan untuk pergi ke pasar yang dibuka di area parkir di lantai paling atas mall Puhos. Di penyeberangan jalan, saya bertemu dengan seorang perempuan tua asal Somalia yang dengan pelan mengucapkan "Assalamu'alaikum".

Saya tersentuh mendengar salam itu. Selama ini saya tidak pernah bergaul dengan perempuan Muslim. Dan saya selalu menerima salam seperti itu dalam banyak kesempatan. Setiap Muslimah dari berbagai usia dan dari berbagai etnis, yang mengenakan busana muslimah selalu mengucapkan "Assalmua'alaikum" saat berpapasan dengan saya. Ketika itu saya tidak mengerti apa arti ucapan itu, sampai saya akhirnya tahu bahwa ucapan itu mengandung doa kesejahteraan dan kesalamatan.

Lalu, seorang lelaki yang sedang berdiri di depan sebuah toko memanggil saya. "Hello ! Hei ! Tunggu!" teriak lelaki tadi. Saya tidak menoleh karena saya pikir seorang perempuan Muslim sangat menjaga kemuliaannya dan tidak akan menjawab panggilan seperti itu.

Beberapa jam setelah berkeliling dengan mengenakan busana abaya dan cadar, saya kembali ke stasiun Metro. Perjalanan saya selanjutnya adalah Kamppi Center.

Selama perjalanan, wartawati itu merenungkan pengalamannya sepanjang hari ini, atas reaksi setiap orang terhadap abaya dan cadar yang dikenakannya dan ia merasakan sendiri bahwa mengenakan abaya dan cadar rasanya tidak seburuk yang orang lain pikirkan. Ia pun tanpa ragu menegaskan, mengenakan abaya dan cadar, "Sama sekali tidak buruk. Jika Anda memakainya, Anda akan merasakan kedamaian."

Kisah ini menjadi ironi di saat negara-negara Eropa ramai-ramai mulai melarang jilbab dan cadar. Seharunya mereka yang memberlakukan larangan itu, membaca kisah wartawati Helsinki ini sehingga tidak perlu ada kebijakan larangan berjilbab atau bercadar yang sejatinya diberlakukan karena sikap Islamofobia masyarakat Barat. (ln/helsingin online)


*Source : eramuslim.com
Labels: 0 comments | edit post