Aji Yulianto







Hoho, sebuah pengalaman yang berharga buatku. Mengajarkan rajutan kepada anak-anak ternyata sangat menyenangkan, dan menambah semangat rasanya.







Kamis tanggal 8 April yang lalu, aku iseng ke toko benang MICKY MOCKO yang terletak di lantai 5 Plaza Blok M, niatnya mau beli benang warna coklat buat melengkapi project MURI.

Sesampainya di MIMO ternyata benang yang aku cari lagi kosong, stok habis. Tapi alhamdulillah mulai minggu depan kemungkinan benang yang lagi banyak dicari sama rajuter ini sudah tersedia di MIMO. Waktu itu aku cuma beli benang wool Orion Top warna hitam dan putih @1 gulung buat persiapan project yang lain aja. Kebetulan sore itu ada mas Martin dan ada tante Yetty tentunya (pemilik MIMO), jadi aku stay di situ sampai sore buat nemenin ngobrol.

Sore itu mas Martin lagi mengerjakan "Yubiami", atau finger knitting (merajut dengan jari). Pas aku udah mau pulang jam setengah enam kurang, tiba-tiba tante Yetty menyuruh mas Martin untuk megajakku membantu workshop yubiyami. Wow, it`s a new challenge for me.?? Aku bersediaaa..

Karena aku belum pernah belajar yubiyamu, sore itu juga aku langsung belajar. Sayangnya cuma beberapa menit aja waktu itu karena aku mesti pergi buat lanjutin kerja. Tapi lumayan, aku dah sedikit paham waktu itu, gak susah-susah banget kok.:)

Tentu agar lebih matang dalam ber-yubiami aku mesti belajar lagi sama mas Martin. Dilanjutkan pada hari Jum`at dan Minggu.


And then...
Tiba juga saat-saat yang mendebarkan buatku, hehe. Hari Selasa 13 April aku bersama team MIMO berjumlah 9 orang berangkat ke Singapore Internasional School yang terletak di daerah Lebak Bulus, JAKSEL.

Aku, mbak Linda Nicegreen , mbak Asih, mas Martin, Ria, Apri, tante Yetty dan Lestari (pemilik MIMO) berangkat bersama-sama dari MIMO Tebet, ada satu yang datang menyusul
yaitu mbak Tina.

Tiba di lokasi sekitar pukul 11.50 siang, kemudian kami langsung diarahkan menuju kelas yang akan diajar bersama wakil kepala sekolah SIS.


Banyak Kejutan

Awalnya aku pikir akan mengajar anak-anak SMP atau SMA, jadi aku grogi. Ternyata kami mengajarkan kepada anak-anak SD, kelas dibagi menjadi 4.
Lupa deh nama-nama kelasnya, lain-lain gitu. Mas Martin mengajar sendiri, terus mbak Linda sama mbak Apri, Aku dengan mbak Ari, dan mbak Ria dibantu tante Yetty.

Aku memasuki ruangan kelas sambil bawa setumpuk benang buat dibagikan sama anak-anak. Di kelasku dengan mbak Asih sendiri berjumlah 26 siswa, 4 kelas total 91 siswa. Wah kelasku yang paling banyak kayaknya. >,< style="font-style: italic;">I can`t speak english fluently.!!
Tapi untung gak secara keseluruhan komunikasi kami dengan bahas Inggris, aku ajak pake bahasa Indonesia aja pada "nyahut" kok.

It`s okay.!! Yang terpenting buatku mereka bisa memahami apa yang aku katakan dan ajarkan.

Sebagian siswa ditangani sama mbak Asih. Mulai dari cara mengambil benang, karena ini Yubiami harus memakai benang double. Lalu membuat simpul, cara mengaitkan dan menarik benang, secara pelan aku datangi tiap siswa yang kesulitan.
Sebagian dari mereka ada yang cepet paham dengan Yubiami, hoho seneng liatnya. Gak cuma cewek, yang cowok juga banyak yang pinter. Gak sedikit juga yang merasa kesulitan, sampai aku suruh untuk membongkar kembali karena salah. Kasian sebenarnya, tapi tetap aku tuntun biar semangat.

Berasa sumuk, ternyata ruang kelas kami AC nya gak nyala. Tapi tetap semangat melihat mereka, lanjuut.!! Saking asyiknya, gak tau kalo ternyata mbak Asih udah gak satu ruangan. Katanya dia ditarik sama siswa ruangan sebelah supaya bantu anak-anak yang lain. Hoho, sana sini panggil "mister mister, mas mas, is it correct.??" Dengan sabar aku bimbing mereka. Ada yang udah paham tapi masih tetap tanya, mungkin karena kurang percaya diri. Ada yang udah bisa tapi sayang benangnya stuck, terpaksa harus dipotong.

Sampai sekitar pukul setengah tiga kelas mulai bubar, alhamdulillah.
Aku meninggalkan ruangan kelas menuju ruang kelas sebelah dimana ada mbak Asih. Ternyata dia masih mengajar, gak lama aku tungguin lalu dia keluar. Karena memang waktunya udah selesai, dan teman-teman yang lain pun udah menunggu. Sempat foto bersama-sama kayak di lobby gitu deh, buat kenang-kenangan, hehe.

Pukul 3 sore kami bergerak meninggalkan lokasi, setelah sempat ngemil dan minum di kantin yang terletak di depan sekolah. Aku bersama yang lainnya kembali ke MIMO Plaza Blok M, sedang mas Martin dan tante Lestari kembali ke Tebet.

Tadinya sih aku niat mau main ke Bekasi ke tempat teman, tapi berhubung agak capek dan cuaca yang gak mendukung, aku batalkan niat. Akhirnya aku stay di MIMO sambil beristirahat.
Hoho, semuanya ditraktir nasi padang sama tante Yetty, santap dah.!!
Berileksasi dengan menyelesaikan Yubiami, sambil ngobrol-ngobrol dengan yang lain.
Hmm, mau pulang rasanya males, sampe setengah sembilan baru pulang.

Sungguh pengalaman yang berharga, jadi tahu gimana sih jadi guru.?? Hehe, walaupun cuma sebentar. Dan jadi lebih banyak tahu soal Yubiami.
Aku sampaikan terima kasih banyak buat tante Yetty yang udah mau mengajakku dalam workshop Yubiyamu ini. Mas Martin, mbak Linda, mbak Asih dan teman-teman yang lain atas dukungannya.

Quote from Linda:
Semoga berawal dari keliling sekolah international, berlanjut keliling Indonesia dan juga keliling dunia karena benang. amiiiiiiiiiiiin

Amiien yaa rabbal `alamiin.!!

Bagi teman-teman yang berminat untuk belajar Yubiyami atau merajut (crochet dan knitting), untuk yang berada di wilayah Jakarta bisa datang ke Micky Mocko @Plaza Blok M lt.5 , bisa menemui mas Martin Suhanda .

Next....
Menyelesaikan Yubiami-ku jadi tas kecil, dan project MURI.
Bismillahirrahmanirahiim..


Photos by Linda Nicegreen
0 Responses