Aji Yulianto
Aku bertanya-tanya kenapa.?

Bibi menceritakan semuanya, awal mula kenapa adikku pergi.
Tenyata adikku terlibat kembali dalam sebuah kasus di sekolahan, aku benar-benar tak percaya karena beberapa hari belakangan ini aku merasa adikku tak punya masalah, kami saling kontak, nyaman yang kurasa ketika itu, jadi aku tak percaya.

Mendapat SP (Surat Peringatan) dari sekolah sampai dua kali, tapi tak disaih tau ke Bibi. Dan dari pihak sekolah mungkin bingung kenapa telah mendapat SP hingga dua kali tapi Bibi sebagai wali murid tak datang ke sekolah. Akhirnya petugas TU dari sekolahan mengantar langsung ke rumah SP yang ketiga, pada Senin sore.
Senin malam, bibi menanyakan perihal SP yang diberikan. Bibi hanaya bertanya "Jar, kenapa ada SP kok kamu gak bilang.? Ini sih mungkin kayaknya kamu gak boleh sekolah lagi, kalu kamu pergi ke rumah saudara dulu gimana kalu kamu memang malu." Bibi tak memarahinya, hanya seperti itu yang dikatakan, dan tak ada jawaban dari Fajar sendiri.

Esoknya Bibi datang ke sekolah, dan Kepala Sekolah tak memberi sanksi untuk mengeluarkan Fajar, tak sesuai dengan peringatan pada kasus sebelumnya pada saat adikku masih kelas 2.
Kepala sekolah memberikan kebijaksanaan, sangat bijaksana, mengijinkan Fajar agar tetap sekolah tetapi kalau Fajar malu dengan lingkungannya dia akan dipindahkan ke sekolah lain.
Betapa murah hati sang Kepala Sekolah, mungkin beliau merasa prihatin dengan keadaan adikku yang tidak diawasi dengan ketat, karena memang tak ada. Bibi sebisa mungkin, berusaha sekuat tenaga untuk menjaga, sampai sakit-sakitan tapi tetap kelakuan adikku tak berubah. Aku kalau ada pekerjaan di rumah, lebih baik di rumah aku bisa sambil mengawasi adikku.
Hari itu adikku telah pergi... Bibi sekaliyan membicarakan hal tersebut dengan kepsek.
Menanyakan pada teman-teman sekelas adikku, tak ada satupun teman yang tau.
Ada satu teman dekat Fajar yang mendapat pesan, dia mengatakan bahwa Fajar bingung, sudah dapat SP lagi pasti nanti Bibi marah-marah atau kecewa. Tapi Fajar tak bilang akan pergi. Setelah dari sekolah, Bibi mencari-cari ke rumah saudara2 kami, Fajar tak juga ada.
Haduuh..

Hari itu aku belum tahu kalau Fajar pergi, karena Bibi tak pegang HP, dibawa Fajar pergi. Tapi sore hari aku telpon ke nomor adikku, aku mau bicara sama semuanya, telponku tak diangkat hingga beberapa kali. Aku masih belum tahu.

Kakak sepupuku membantu Bibi mencari adikku, mengirim pesan lewat SMS, dan coba menghubungi tapi tetap tak ada jawaban. Berkali-kali kakak sepupuku megirm SMS, hingga sore hari bakda Maghrib adikku menjawab pesan pada kakak sepupuku, pesan adikku seperti ini "aku berangkat naik kereta dari Bumiayu, sekarang aku di Jakarta gak bisa pulang gak punya uang, sebenarnya sayang sekolahku tapi kasihan bibi", dalam bahasa Jawa.
Aku mendengar pesan ini, aku menangis, sedih...

Aku coba tenang, aku ingin memastikan apakah adikku benar2 pergi ke Jakarta, atau dia masih ada di daerah sekitar tempat tinggal. Rntah d rumah saudara atyu teman, tapi bibi dan kakak sepupuku sudah berkeliling mencarinya, adikku tak juga diketemukan. Teman2 sekolahnya kembali ditanya soal keberadaan Fajar, tak juga ada yang mengaku tahu.

Jar, kowe ning endhi tong.?
Labels: edit post
0 Responses