Membaca email pagi ini sempat kaget oleh email dari teman di mailinglist yang mengabarakan bahwa beliaunya ditelfon dari beberapa keluarga tentang meningkatnya aktifitas gunung Slamet terutama di sisi Ajibarang dan sekitarnya. Gunung slamet yang terlihat indah dari belakang rumah saya sekarang mulai menampakkan aktifitasnya. Kadang memang terlintas di pikiran saya gunung berapi yang masih aktif ini pada suatu saat pasti akan melakukan aktifitas alamnya, tinggal menunggu waktu dan entah kapan. Foto di sebelah saya ambil sekitar satu tahun yang lalu, April 2008 di Kembaran, Banyumas. Dari mailinglist di cantumkan berita dari media-media utama yang tercantum di bawah ini: Badan Geologi Tingkatkan Status Gunung Slamet 21 Apr 2009 19:16:41 Bandung, (tvOne) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Badan Geologi meningkatkan status G. Slamet, Provinsi Jawa Tengah menjadi Waspada terhitung mulai hari ini (21/4) sejak pukul 12:00 WIB. Peningkatan status ini terkait dengan meningkatnya temperatur air panas di Pandansari dan Pasepuhan.
Kepala PVG, Surono mengatakan, kondisi G. Slamet hari ini terekam secara menerus Gempa Tremor Vulkanik, dengan amplituda maksimum berkisar antara 0.5 –10 mm dan pengamatan visual terlihat asap putih tipis dengan tinggi ± 50 – 300 m. Selain itu lanjut Beliau, temperatur air panas di Pandansari dan Pasepuhan mengalami peningkatan dari hari ke hari hingga hari ini tercatat di Pandansari ± 45,7 °C dan di Pasepuhan ± 63 °C. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik G. Slamet, lanjutnya.
Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Slamet dan kami tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan dan Satlak PB) setempat. Apabila aktivitas G. Slamet kembali menurun atau meningkat, maka status G.Slamet dapat diturunkan atau dinaikan kembali sesuai dengan tingkat kegiatannya.
Kepala Pusat meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan kegiatan pendakian serta menggunakan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu lebat untuk menghindari terjadinya gangguan pernafasan. Suara Merdeka 21/04/2009 17:38 wib - Daerah Aktual- Cybernews Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat
Bandung, CyberNews. Aktivitas vulkanik Gunung Api Slamet (3432 mdpl) menunjukan peningkatan. Sejak pukul 12.00 Selasa (21/4), gunung api yang terletak di lima wilayah kabupaten di Jateng itu dinaikan statusnya satu tingkat, dari semula aktif normal menjadi waspada.
Kepala Bidang Penyelidikan dan Pengawasan Gunung Api PVMBG, M Hendrasto menyatakan kenaikan itu dilandasi oleh empat parameter, baik yang direkam oleh alat seismograf maupun secara visual. Indikasi yang terekam dinilai di luar kebiasaan dan perlu mendapat perhatian.
Di antaranya frekuensi gempa permukaan yang cenderung terus meningkat. Pada Minggu lalu, gempa permukaan hanya tercatat 49 kali kejadian. Tapi sehari kemudian, jumlahnya dapat mencapai 97 kali kejadian.
Hal yang sama terjadi pada aktivitas gempa tremor, yang menandakan terjadinya pergerakan magma menuju permukaan. Kemarin pagi, amplitudo tremor maksimal berkisar antara 0,5-10 mm sempat terekam. Dari arah puncak, hembusan asap yang biasanya berbentuk tipis juga mulai menunjukan perubahan.
"Selasa pagi, asap putih tebal kecoklatan keluar dari kawah dengan ketinggian mencapai 300 meter. Selepas pukul 8.00 Wib, pengamatan secara visual tak bisa dilakukan karena tubuh gunung terhalang kabut," katanya saat dihubungi Selasa. Indikasi lain adalah suhu air panas di sekitar gunung api. Dua lokasi yang dijadikan tempat pengukuran yakni di sekitar Pemandian Guci, Slawi-Tegal menunjukan peningkatan suhu.
Pada pukul 10.30 kemarin, suhu air di Pandansari mencapai 45,7 derajat celcius sementara di Pasepuhan lebih panas lagi sekitar 63 derajat celcius. Jumat lalu, suhu di Pandasari hanya sekitar 42,2 derajat celcius dan Pasepuhan sekitar 61,6 derajat celcius. "Suhu normal di Pasepuhan sekitar 59 derajat."
Semenjak dinaikan statusnya, PVMBG terus melakukan pemantauan secara intensif. Mereka juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. "Belum ada rekomendasi pengungsian. Masyarakat juga jangan terpancing isu tidak bertanggung jawab atas aktivitas Slamet," katanya.
Kepada masyarakat, dia meminta agar tidak mendekati puncak Slamet. Kawasan itu dinyatakan tertutup bagi aktivitas masyarakat. Warga juga diingatkan agar menyiapkan masker untuk menghindari dampak hujan abu lebat yang sewaktu-waktu dapat dimuntahkan oleh Slamet. "Jika terjadi hujan abu lebat, masyarakat sebaiknya menggunakan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi gangguan saluran pernapasan," tandasnya.
Gunung Api Slamet yang merupakan gunung api berbentuk kerucut, secara administratif masuk ke dalam 5 wilayah Kabupaten yaitu Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga.
(Setiady Dwi /CN05)
*goleti.com
|
hai...
thanks buat artikelnya ya... udah mbantu tugasku...
kunjungin juga blogku di http://yunabluewings.blogspot.com