Adikku yang paling kecil bernama Fajar Subekhi, yang lahir di hari Sabtu, 14 Januari 1995.
Nyaris aku tak percaya, adikku yang baru saja naik kelas 3 SMP ini melakukakan hal yang sangat berani, pergi tanpa pamit akan ke mana. Sedih banget... aku gak bisa jadi kakak yang baik.
Sebenarnya apa yang membuat adikku ini melakukan hal nekat seperti ini.?
Banyak hal... Sudah cukup lama adikku ini memiliki perangai yang sedikit nakal, di dalam sekolah maupun sikapnya terhadap bibi (adik dari alm. Bapak) yang menjaganya.
Dulu adikku tak sekeras ini tak senakal ini, sejak kepergian Ibu kami, bibi menjadi Ibu buat kami.
Sering main, sholat jarang, mengaji pun jarang. Padahal yang diinginkan orang tua cukup simple, jangan sampai tinggalkan ibadah. Sampai tiba hembusan nafas terakhir Bapak kami, kelakuan adikku tak banyak berubah, sampi saat ini.
Tinggal berdua dengan bibi membuat adikku ini cukup "bebas". Semua orang, tak cuma keluargaku tetapi orang lain pun turut menasihati adikku. Karena banyak orang yang perduli dan sayang. Akupun tak segan untuk bicara langsung, sesering mungkin aku kontak dengan mereka (adik dan bibi).
Ketika orang tua kami masih ada, adikku ini cukup pintar dan dewasa, memang iya aku mengakuinya. Dia anak yang periang, orang tua kami sangat menyayanginya.
Tapi sekarang adikku ini berubah jauh, agak pendiam, dan nakal.
Sering kali adikku ini terlibat kasus di sekolahan, aku baru tahu untuk kasus yang kedua kalinya. Bibi tak berani bilang padaku dengan apa yang dilakukan adikku. Dan ketika itu bibi menyuruhku pulang untuk mengurusnya, ke sekolahan dan... mendapat peringatan untuk yang terakhir kalinya, jika adikku melakukan hal-hal yang "bengal" lagi akan dikeluarkan dari sekolah.
Alhamdulillah, segala upaya dari semuanya untuk memperbaiki perangai adikku ini mulai berbuah. Beberapa hari belakangan, dia mulai asik untuk diajak bicara, mau bercanda, dia mau katakan apa yang sedang dia butuhkan, semuanya. Aku senang banget, aku merasa tenang. Dia mau belajar kalau malam, kalau siang jadi jarang main, sholat pun dilaksanakan.
Sontak aku kaget dan tak percaya, sedih, Rabu pagi aku mendapat SMS supaya menghubungi ke rumah. Aku diberi kabar, bahwa sejak Selasa pagi bakda Subuh adikku pergi tanpa pamit sama bibi. Ditinggal bibi sholat, setelah selesai di kamar adikku sudah tidak ada. Pergi membawa tas, baju, handphone, dan kata bibi dia hanya pegang uang 10 ribu.
Ada apa sebenarnya, kenapa.?
Nyaris aku tak percaya, adikku yang baru saja naik kelas 3 SMP ini melakukakan hal yang sangat berani, pergi tanpa pamit akan ke mana. Sedih banget... aku gak bisa jadi kakak yang baik.
Sebenarnya apa yang membuat adikku ini melakukan hal nekat seperti ini.?
Banyak hal... Sudah cukup lama adikku ini memiliki perangai yang sedikit nakal, di dalam sekolah maupun sikapnya terhadap bibi (adik dari alm. Bapak) yang menjaganya.
Dulu adikku tak sekeras ini tak senakal ini, sejak kepergian Ibu kami, bibi menjadi Ibu buat kami.
Sering main, sholat jarang, mengaji pun jarang. Padahal yang diinginkan orang tua cukup simple, jangan sampai tinggalkan ibadah. Sampai tiba hembusan nafas terakhir Bapak kami, kelakuan adikku tak banyak berubah, sampi saat ini.
Tinggal berdua dengan bibi membuat adikku ini cukup "bebas". Semua orang, tak cuma keluargaku tetapi orang lain pun turut menasihati adikku. Karena banyak orang yang perduli dan sayang. Akupun tak segan untuk bicara langsung, sesering mungkin aku kontak dengan mereka (adik dan bibi).
Ketika orang tua kami masih ada, adikku ini cukup pintar dan dewasa, memang iya aku mengakuinya. Dia anak yang periang, orang tua kami sangat menyayanginya.
Tapi sekarang adikku ini berubah jauh, agak pendiam, dan nakal.
Sering kali adikku ini terlibat kasus di sekolahan, aku baru tahu untuk kasus yang kedua kalinya. Bibi tak berani bilang padaku dengan apa yang dilakukan adikku. Dan ketika itu bibi menyuruhku pulang untuk mengurusnya, ke sekolahan dan... mendapat peringatan untuk yang terakhir kalinya, jika adikku melakukan hal-hal yang "bengal" lagi akan dikeluarkan dari sekolah.
Alhamdulillah, segala upaya dari semuanya untuk memperbaiki perangai adikku ini mulai berbuah. Beberapa hari belakangan, dia mulai asik untuk diajak bicara, mau bercanda, dia mau katakan apa yang sedang dia butuhkan, semuanya. Aku senang banget, aku merasa tenang. Dia mau belajar kalau malam, kalau siang jadi jarang main, sholat pun dilaksanakan.
Sontak aku kaget dan tak percaya, sedih, Rabu pagi aku mendapat SMS supaya menghubungi ke rumah. Aku diberi kabar, bahwa sejak Selasa pagi bakda Subuh adikku pergi tanpa pamit sama bibi. Ditinggal bibi sholat, setelah selesai di kamar adikku sudah tidak ada. Pergi membawa tas, baju, handphone, dan kata bibi dia hanya pegang uang 10 ribu.
Ada apa sebenarnya, kenapa.?